Apa yang telah kulakukan dengan hidupku
sendiri? Aku terlihat pucat dan kurang sehat, terkadang napasku pun tidak
beraturan sedangkan aku harus beraktivitas setiap harinya. Aku masih butuh
uang.
Postur tubuhku juga buruk, aku kurus
dan lemah bahkan untuk berdiri tegap. Jika aku berdiri tegap, orang akan lebih
menghargaiku.
Ada apa dengan diriku? Aku hanya ingin
memahami. Aku juga ingin dipahami. Mengapa sepertinya sulit? Serasa ini mati
rasa.
Oh benar, karena aku sudah mati rasa
rasanya. Seharusnya aku tidak terlalu keras pada diriku. Sungguh ini sangat
mengerikan.
Kuharap aku bisa memperkenalkan diriku,
walau keberadaanku kini sulit untuk ditolerir sendiri. Dahulu namaku adalah
‘human’, aku memiliki segalanya yang disebut bahagia dan cinta sebelum saat
kiamat ini terjadi. Dan sekarang namaku adalah ‘zombigaret’. Layaknya mayat
berjalan yang mencari jati diri. Aku kesulitan memahami semuanya, bagaimana ini
dapat terjadi? Apakah karena racun yang kuderita atau virus yang berbahaya
didalam tubuhku?
Oh benar, itu karena aku yang telah
meracuni diriku sendiri. Tanpa disengaja, aku yang merusak tubuhku dengan
sadarku. Kini paruku pun telah menghitam setelah semuanya terlambat, bahwa ‘sigaret’
telah merusak semua mimpiku. Merenggut semua yang disebut bahagia dan cinta.
‘SIGARET’ ini telah meninggalkan 4000
bahan kimia, 400 diantaranya racun dan 40 diantaranya karsinogenik (zat
penyebab kanker) dalam setiap batangnya. Entah kini sudah berapa ratus ribu
juta zat itu ada ditubuhku, karena
banyaknya ‘sigaret’ yang kuhisap setiap harinya dulu.
Ya, inilah keadaanku sekarang. Sebagai
sang zombigaret (pengidap kanker paru). Terkadang aku berjalan gontai, mudah
kelelahan seraya untuk meminta bantuan orang sekitar. Suaraku parau terdengar
sangat samar dan sesekali batuk yang menyiksa hingga mengeluarkan darah.
Keadaan itu yang membuatku terkadang terbujur lemas dikamar isolasi. Tiada daya
untuk bergerak leluasa. Pasti sebelumnya keadaanku jauh lebih
baik, ketika diriku bisa mengekspresikan tubuhku dan masih mampu menikmati
rasanya kebersamaan. Tanpa peresmian, Kamar isolasi ini pun
telah menjadi tempat tinggalku yang sah. Entah mengapa, banyak orang yang
sepertinya simpati padaku. Tapi aku seperti merasa diasingkan.
Ya ampun, dia itu yang disebut
zombimout (pengidap kanker mulut). Sebelahan dengan kamarku. Badannya kian lama
kian kritis, maksudku aku juga seperti dia. Terlihat pupus, mungkin suatu saat
juga akan menyerah kehilangan semua harapan
setelah itu tidak ada jalan kembali.
Jika aku melihat ‘human’ diluar sana, mereka yang sedang
menghisap batangan sigaret itu hanya membuatku kesal. Seharusnya dia tidak
melakukan seperti yang kulakukan. Betapa mengerikannya racun itu jika menggerogoti
tubuhmu, dan kau membuatnya semakin parah. Oh, nanti kau juga akan seperti aku
nanti. Tapi aku tak mau jadi seperti ini, menjadi zombigaret.
Aku sungguh sangat tersesat, maksudku benar – benar tersesat.
Terperangkap dalam sebuah kondisi dengan ketiadaan. Hari demi hari mulai
berlalu, dan keadaan makin memburuk. Ya ampun ini semakin tidak masuk akal.
Aku tidak memiliki banyak waktu. Tidak ada yang bisa
kuperbaiki semuanya. Penyesalan selalu menghantui seperti mimpi buruk disetiap
malam. Kini yang bisa saya lakukan hanya tinggal membuat yang tersisa menjadi
lebih berarti. Entah apakah aku bisa melakukannya. Setidaknya itu sedikit
menenangkan.
Wahai sahabat, janganlah kau sia – siakan hidupmu dengan
sadarmu. Hentikan dan jauhi rokokmu saat ini, sebelum semuanya terlambat. Sebelum
dirimu seperti diriku sebagai ZOMBIGARET. Seperti sebongkah mayat yang berjalan
yang berusaha mencari kehidupan dengan keputusasaan. Sungguh sangat
menyedihkan!
0 komentar:
Posting Komentar