Wisata
religi kini menjadi salah satu fenomena masyarakat Indonesia yang sangat memasyarakat dari masa ke masa. Bahkan dibeberapa kelompok masyarakat,
wisata religi ini sering menjadi kegiatan rutin, ada yang mingguan, bulanan, ataupun tahunan. Tentunya, hal
ini dilakukan sebagai bagian dari pengisi ataupun refreshing dari rutinitas kegiatan pengajian mereka. Namun ada juga yang menjadikan wisata religi ini sebagai wisata
keluarga sebagai pemberian edukasi kepada anak – anaknya. Nah, bicara soal
wisata religi! Apakah Anda sedang berpikir sama dengan saya untuk merencanakan
liburan wisata religi akhir pekan nanti?
Indonesia!
Negara dengan mayoritas umat beragama Islam, tentunya ini tidak akan
menyulitkan kita (umat muslim) untuk mencari wisata yang sesuai dengan
spiritual keagamaan kita sendiri. Banyak tempat wisata religi yang dapat
dikunjungi, seperti Mesjid Kuba Mas di Depok ataupun Mesjid Istiqal di Jakarta
Pusat. Namun saya tidak merekomendasikannya kepada Anda, jika Anda adalah orang
yang ingin merencanakan liburan dengan wisata religi yang berbeda dari
biasanya!
Jika Anda berasal dari Pulau Jawa, saya akan
sarankan Anda untuk mengambil cuti tiga hari untuk menikmati liburan yang satu
ini, karena saya akan mengajak Anda ke pusat jantung kotanya yang disebut
sebagai kota Serambi Mekah ini. Yup, Banda Aceh! Belum afdol rasanya jika Anda
mengaku pecinta wisata religi kalau belum berkunjung ke Mesjid Baiturrahman. Mesjid
yang tersohor di Banda Aceh ini merupakan icon saksi sejarah & religi bagi
Aceh itu sendiri. Ibarat kata nih, belum lengkap rukun islam jika belum
melaksanakan rukun islam yang ke lima hehehe,,
Nah, bagi Anda
yang belum pernah ke Mekah sama seperti saya, tentu tidak ada salahnya untuk ke
Serambi Mekahnya dahulu hehehe, dan saya doakan supaya Anda dan saya dapat ke
Mekah aamiin.
Bagaimana?
Tertarik, dengan yang saya tawarkan?
Saya yakin Anda
akan sangat antusias untuk mengunjunginya setelah membaca tulisan saya dibawah
ini hehehe,,,
Tapi, sebelum
saya pamerkan kemegahan dan keagungan mesjid yang satu ini, Anda akan saya ajak
sebentar untuk mengintip dibalik kisah kasih Mesjid Raya Baiturrahman ini.
Menapak Jejak Sejarah Kelahiran Mesjid Raya Baiturrahman yang Tersohor
Mesjid yang menjadi kebanggaan masyarakat Aceh ini adalah
“icon” religius, bukti sejarah dan
nasionalisme rakyat Aceh itu sendiri. Terdapat banyak
kisah – kisah sejarah yang tersimpan dibalik tersohornya mesjid ini, dimulai dari masa kesultanan, penjajahan Belanda dan masa bersama
Indonesia lengkap dengan pemberontakannya hingga terjadinya bencana
tsunami.
Mesjid Raya Baiturrahman ini adalah salah satu mesjid
terindah dan termegah yang ada di Indonesia. Konon Katanya, Mesjid ini dibangun pada masa Sultan Iskandar
Muda (1607-1636), dan
menjadi salah satu pusat pengembangan ajaran Islam
wilayah kerajaan Aceh, karena saat itu
banyak pelajar dari Nusantara, bahkan dari Arab, Turki, India, dan Persia yang datang
ke Aceh untuk menuntut ilmu agama.
Bangunan mesjid saat ini tentunya sudah berbeda dengan
bangunan awalnya berdiri semasa zaman kesultanan seiring mengikuti alur
perubahan waktu dan kejadian demi kejadian.
:: Foto [Kiri]
Mesjid Baiturrahman saat berkubah satu
:: Foto [Kanan]
Mesjid Biturrahman setelah berkubah tujuh
Mesjid Baiturrahman tempo
dulu pada masa kesultanan, memiliki gaya
arsitektur mirip Mesjid tua yang ada di Pulau Jawa. Berdiri dengan bangunan kayu dengan atap segi empat dan bertingkat yang hanya memiliki
satu kubah menjadikan Mesjid
ini markas pertahanan rakyat Aceh ketika berperang dengan Belanda pada saat masanya (1873-1904). Dan pada masa itupula di tahun 1873, mesjid ini dibakar habis oleh Belanda dan terjadinya peristiwa Mayjen Khohler yang tewas tertembak di dahi oleh pasukan Aceh
di pekarangan Masjid. Sehingga untuk mengenang peristiwa tersebut,
dibangun prasasti Kohler di depan sebelah kiri Masjid, tepatnya di bawah pohon
ketapang yang tumbuh dekat salah satu gerbang Mesjid.
Enam tahun kemudian di tahun (1879), Mesjid ini dibangun kembali dan selama
masa itu hingga (1995) Baiturrahman telah mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan.
Pertama (1879), Mesjid
Baiturrahman dibangun kembali dengan peletakan batu pertama oleh Tengku Malikul Adil, disaksikan oleh Gubernur Militer Hindia Belanda di
Aceh saat itu, G. J. van der Heijden, untuk meredam kemarahan rakyat Aceh saat itu. Pembangunan kembali mesjid ini dirancang oleh De Brun, seorang arsitek Belanda berdarah turunan Italia,
dengan satu kubah dan menggunakan bahan bangunan
Mesjid yang sebagian didatangkan dari Penang – Malaysia, batu marmer dari Negeri
Belanda, batu pualam untuk tangga dan lantai dari Cina, besi untuk jendela dari
Belgia, kayu dari Birma dan untuk tiangnya dari Surabaya sendiri.
Kedua (pada setelah
peristiwa residen Y.
Jongejans yang berkuasa
di Aceh), Untuk meredam kemarahan masyarakat Aceh saat
itu, Mesjid diperluas dengan penambahan di kiri kanannya menjadi dua kubah lagi di atasnya sehingga menjadi tiga kubah.
Ketiga (pada masa
pemerintahan Soekarno), Mesjid ini kembali mengalami renovasi dengan penambahan dua kubah baru dibuat dibagian belakang dan dua menara
dengan jumlah tiang mencapai 280 buah. Peletakan batu pertama dilakukan oleh
menteri agama Republik Indonesia pada masa itu adalah KH Ilyas. Renovasi Mesjid tersebut dilakukan sebagai upaya pemerintah untuk meredam pemberontakan
pada masa terjadinya gerakan Darul Islam. Lima kubah
juga dianggap mewakili Pancasila yang digagas Soekarno.
Keempat dalam kurun (1992-1995),
Mesjid direnovasi kembali dan diperluas hingga memiliki tujuh buah kubah dengan lima menara. Mesjid dengan luas 4.760 m2 ini diperkirakan dapat
menampung
sebanyak 9.000 hingga 13.000 jemaah. Renovasi yang dilakukan ini
tentunya untuk mempertahankan arsitektur dan bentuk ornamen lama
pada masa Belanda.
Jika Anda nanti berkunjung kesana, pastikan Anda untuk mengenakan
pakaian tertutup dan sopan, karena hanya pengunjung yang menutup aurat sesuai hukum syariah yang diperbolehkan masuk halaman Mesjid. Tenang saja, Anda tidak akan menyesal datang kesana, karena mata Anda
akan disuguhi pemandangan yang luar biasa, baik dari dalam maupun luar halaman
Mesjid.
Dari luar halaman mesjid, Anda akan melihat bangunan kokoh Mesjid
dengan tujuh kubah, empat menara dan satu menara induk. Dibagian luar halaman depan masjid terdapat sebuah kolam
besar yang dikelilingi taman dengan tanaman hias dan pohon
kelapa yang ditumbuhi rerumputan dibawahnya yang tertata apik ini, menyulap
seketika seolah – olah Anda seperti berada di Taj Mahal India hehehe,,
Menelusuri kebagian depan dalam Mesjid, Anda disuguhi dengan
pemandangan yaitu tiga pintu bukaan serta jendela besar yang dapat berfungsi sebagai pintu masuk. Konon kabarnya, jendela besar tersebut
berasal dari Belgia dan dibentuk oleh empat tiang
langsing silindris model arsitektur Moorish, yang banyak terdapat di
Mesjid-Mesjid Afrika Utara dan Spanyol. Kemudian mulai memasuki bagian tengah, Anda akan melihat area
ruangan shalat yang berbentuk
bujur sangkar yang berlantaikan marmer buatan Italia dan jika Anda menghadap
kearah atas, Anda akan melihat bentuk kubah yang bercorak seperti bawang dengan pucuknya
yang dihiasi kubah, mirip Mesjid-Mesjid kuno di India. Anda juga akan melihat
salah satu tiang peninggalan Belanda pada saat Mesjid masih
memiliki satu kubah.
Bagaimana, menarik bukan sejarah kisah kelahirannya Mesjid ini? Dengan
perombakan renovasi dan perluasan yang terjadi pada Mesjid Baiturrahman ini
menjadikan salah satu Mesjid terindah di Asia Tenggara. ‘Seperti yang dirumorkan
banyak orang’: Kisah tersohornya Mesjid ini tidak hanya sebatas peristiwa
perombakan renovasi dan perluasan saja sebagai usaha peredam kemarahan masyarakat
Aceh ini, melainkan juga menjadi saksi bisu saat peristiwa darurat militer di Aceh, ketika muncul Gerakan Aceh Merdeka. Mesjid ini menyaksikan saat
masyarakat Aceh yang sedang memanjatkan
doa dan harapan akan
tanggungan beban konflik yang dideritanya. Selain itu pula, Baiturrahman ini juga menjadi sarana singgah pejabat pusat mengunjugi
Aceh yang saat itu tidak aman.
Belum berhenti disitu, Baiturrahman menjadi sangat tersohor
karena merupakan salah satu bukti nyata dari Kuasa Illahi yang berhasil
bertahan dari amukan dahsyatnya gelombang bencana Tsunami yang melanda Aceh
Desember 2004 lalu. Subhanallah, sungguh sangat mengesankan karena bangunan
Mesjid masih utuh dan hanya sedikit bangunan yang
retak akibat bencana itu. Dan pasca setelah Tsunami itu
terjadi, perdamaian akhirnya datang karena di Mesjid inilah masyarakat menggelar doa khusus ketika delegasi Indonesia
bertemu dengan wakil Gerakan Aceh Merdeka di Helsinki, Finlandia. Sungguh luar biasa bukan?
Selalu ada hikmah yang dapat dipetik dibalik musibah.
Bagaimana? Sangat menarik untuk
dikunjungi bukan, Mesjid yang satu ini? Saya berani berikan garansi, Anda tidak
akan kecewa berkunjung berwisata religi ke tempat recommended yang satu ini.
Dan tentunya, banyak hal menarik yang dapat Anda petik dan bawa pulang setelah
mengunjungi dari sini, salah satunya akan Kebesaran dan Kekuasaan Allah. Anda
pun tidak perlu kuatir untuk sulit mencari souvenir ataupun cinderamata untuk
oleh – oleh orang rumah ataupun rekan kerja Anda, karena Mesjid ini
bersebelahan dengan pasar tradisonalnya. Sehingga Anda bisa berbelanja
sepuasnya dan menikmati sajian khas berselera yang dijajakan disana.
Well, Selamat menikmati liburan
akhir pekan Anda di Banda Aceh!
Referensi:
http://wap.gatra.com/artikel
http://seputaraceh.com
http://seputaraceh.com
http://fokusaceh.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar