photo page-heading.jpg

Minggu, 27 April 2014

‘Teropong Banda Aceh Lebih Dekat’ : Mesjid Raya Baiturrahman ‘icon’ Saksi Sejarah & Religi dari Banda Aceh, landmark dari Wisata Religi lainnya.


Wisata religi kini menjadi salah satu fenomena masyarakat Indonesia yang sangat memasyarakat dari masa ke masa. Bahkan dibeberapa kelompok masyarakat, wisata religi ini sering menjadi kegiatan rutin, ada yang mingguan, bulanan, ataupun tahunan. Tentunya, hal ini dilakukan sebagai bagian dari pengisi ataupun refreshing dari rutinitas kegiatan pengajian mereka. Namun ada juga yang menjadikan wisata religi ini sebagai wisata keluarga sebagai pemberian edukasi kepada anak – anaknya. Nah, bicara soal wisata religi! Apakah Anda sedang berpikir sama dengan saya untuk merencanakan liburan wisata religi akhir pekan nanti?

Indonesia! Negara dengan mayoritas umat beragama Islam, tentunya ini tidak akan menyulitkan kita (umat muslim) untuk mencari wisata yang sesuai dengan spiritual keagamaan kita sendiri. Banyak tempat wisata religi yang dapat dikunjungi, seperti Mesjid Kuba Mas di Depok ataupun Mesjid Istiqal di Jakarta Pusat. Namun saya tidak merekomendasikannya kepada Anda, jika Anda adalah orang yang ingin merencanakan liburan dengan wisata religi yang berbeda dari biasanya!

Jika Anda berasal dari Pulau Jawa, saya akan sarankan Anda untuk mengambil cuti tiga hari untuk menikmati liburan yang satu ini, karena saya akan mengajak Anda ke pusat jantung kotanya yang disebut sebagai kota Serambi Mekah ini. Yup, Banda Aceh! Belum afdol rasanya jika Anda mengaku pecinta wisata religi kalau belum berkunjung ke Mesjid Baiturrahman. Mesjid yang tersohor di Banda Aceh ini merupakan icon saksi sejarah & religi bagi Aceh itu sendiri. Ibarat kata nih, belum lengkap rukun islam jika belum melaksanakan rukun islam yang ke lima hehehe,, 

Nah, bagi Anda yang belum pernah ke Mekah sama seperti saya, tentu tidak ada salahnya untuk ke Serambi Mekahnya dahulu hehehe, dan saya doakan supaya Anda dan saya dapat ke Mekah aamiin.

Bagaimana? Tertarik, dengan yang saya tawarkan?
Saya yakin Anda akan sangat antusias untuk mengunjunginya setelah membaca tulisan saya dibawah ini hehehe,,,
Tapi, sebelum saya pamerkan kemegahan dan keagungan mesjid yang satu ini, Anda akan saya ajak sebentar untuk mengintip dibalik kisah kasih Mesjid Raya Baiturrahman ini.


Menapak Jejak Sejarah Kelahiran Mesjid Raya Baiturrahman yang Tersohor
Mesjid yang menjadi kebanggaan masyarakat Aceh ini adalah “icon” religius, bukti sejarah dan nasionalisme rakyat Aceh itu sendiri. Terdapat banyak kisah – kisah sejarah yang tersimpan dibalik tersohornya mesjid ini, dimulai dari masa kesultanan, penjajahan Belanda dan masa bersama Indonesia lengkap dengan pemberontakannya hingga terjadinya bencana tsunami.

Mesjid Raya Baiturrahman ini adalah salah satu mesjid terindah dan termegah yang ada di Indonesia. Konon Katanya, Mesjid ini dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636), dan menjadi salah satu pusat pengembangan ajaran Islam wilayah kerajaan Aceh, karena saat itu banyak pelajar dari Nusantara, bahkan dari Arab, Turki, India, dan Persia yang datang ke Aceh untuk menuntut ilmu agama.

Bangunan mesjid saat ini tentunya sudah berbeda dengan bangunan awalnya berdiri semasa zaman kesultanan seiring mengikuti alur perubahan waktu dan kejadian demi kejadian.

:: Foto [Kiri] Mesjid Baiturrahman saat berkubah satu
:: Foto [Kanan] Mesjid Biturrahman setelah berkubah tujuh

Mesjid Baiturrahman tempo dulu pada masa kesultanan, memiliki gaya arsitektur mirip Mesjid tua yang ada di Pulau Jawa. Berdiri dengan bangunan kayu dengan atap segi empat dan bertingkat yang hanya memiliki satu kubah menjadikan Mesjid ini markas pertahanan rakyat Aceh ketika berperang dengan Belanda pada saat masanya (1873-1904). Dan pada masa itupula di tahun 1873, mesjid ini dibakar habis oleh Belanda dan terjadinya peristiwa Mayjen Khohler yang tewas tertembak di dahi oleh pasukan Aceh di pekarangan Masjid. Sehingga untuk mengenang peristiwa tersebut, dibangun prasasti Kohler di depan sebelah kiri Masjid, tepatnya di bawah pohon ketapang yang tumbuh dekat salah satu gerbang Mesjid.

Enam tahun kemudian di tahun (1879), Mesjid ini dibangun kembali dan selama masa itu hingga (1995) Baiturrahman telah mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan.

Pertama (1879), Mesjid Baiturrahman dibangun kembali dengan peletakan batu pertama oleh Tengku Malikul Adil, disaksikan oleh Gubernur Militer Hindia Belanda di Aceh saat itu, G. J. van der Heijden, untuk meredam kemarahan rakyat Aceh saat itu. Pembangunan kembali mesjid ini dirancang oleh De Brun, seorang arsitek Belanda berdarah turunan Italia, dengan satu kubah dan menggunakan bahan bangunan Mesjid yang sebagian didatangkan dari Penang – Malaysia, batu marmer dari Negeri Belanda, batu pualam untuk tangga dan lantai dari Cina, besi untuk jendela dari Belgia, kayu dari Birma dan untuk tiangnya dari Surabaya sendiri.

Kedua (pada setelah peristiwa residen Y. Jongejans yang berkuasa di Aceh), Untuk meredam kemarahan masyarakat Aceh saat itu, Mesjid diperluas dengan penambahan di kiri kanannya menjadi dua kubah lagi di atasnya sehingga menjadi tiga kubah.

Ketiga (pada masa pemerintahan Soekarno), Mesjid ini kembali mengalami renovasi dengan penambahan dua kubah baru dibuat dibagian belakang dan dua menara dengan jumlah tiang mencapai 280 buah. Peletakan batu pertama dilakukan oleh menteri agama Republik Indonesia pada masa itu adalah KH Ilyas. Renovasi Mesjid tersebut dilakukan sebagai upaya pemerintah untuk meredam pemberontakan pada masa terjadinya gerakan Darul Islam. Lima kubah juga dianggap mewakili Pancasila yang digagas Soekarno.

Keempat dalam kurun (1992-1995), Mesjid direnovasi kembali dan diperluas hingga memiliki tujuh buah kubah dengan lima menara. Mesjid dengan luas 4.760 m2 ini diperkirakan dapat menampung sebanyak 9.000 hingga 13.000 jemaah. Renovasi yang dilakukan ini tentunya untuk mempertahankan arsitektur dan bentuk ornamen lama pada masa Belanda.

Jika Anda nanti berkunjung kesana, pastikan Anda untuk mengenakan pakaian tertutup dan sopan, karena hanya pengunjung yang menutup aurat sesuai hukum syariah yang diperbolehkan masuk halaman Mesjid. Tenang saja, Anda tidak akan menyesal datang kesana, karena mata Anda akan disuguhi pemandangan yang luar biasa, baik dari dalam maupun luar halaman Mesjid.


Dari luar halaman mesjid, Anda akan melihat bangunan kokoh Mesjid dengan tujuh kubah, empat menara dan satu menara induk. Dibagian luar halaman depan masjid terdapat sebuah kolam besar yang dikelilingi taman dengan tanaman hias dan pohon kelapa yang ditumbuhi rerumputan dibawahnya yang tertata apik ini, menyulap seketika seolah – olah Anda seperti berada di Taj Mahal India hehehe,,

Menelusuri kebagian depan dalam Mesjid, Anda disuguhi dengan pemandangan yaitu tiga pintu bukaan serta jendela besar yang dapat berfungsi sebagai pintu masuk. Konon kabarnya, jendela besar tersebut berasal dari Belgia dan dibentuk oleh empat tiang langsing silindris model arsitektur Moorish, yang banyak terdapat di Mesjid-Mesjid Afrika Utara dan Spanyol. Kemudian mulai memasuki bagian tengah, Anda akan melihat area ruangan shalat yang berbentuk bujur sangkar yang berlantaikan marmer buatan Italia dan jika Anda menghadap kearah atas, Anda akan melihat bentuk kubah yang bercorak seperti bawang dengan pucuknya yang dihiasi kubah, mirip Mesjid-Mesjid kuno di India. Anda juga akan melihat salah satu tiang peninggalan Belanda pada saat Mesjid masih memiliki satu kubah.

Bagaimana, menarik bukan sejarah kisah kelahirannya Mesjid ini? Dengan perombakan renovasi dan perluasan yang terjadi pada Mesjid Baiturrahman ini menjadikan salah satu Mesjid terindah di Asia Tenggara. ‘Seperti yang dirumorkan banyak orang’: Kisah tersohornya Mesjid ini tidak hanya sebatas peristiwa perombakan renovasi dan perluasan saja sebagai usaha peredam kemarahan masyarakat Aceh ini, melainkan juga menjadi saksi bisu saat peristiwa darurat militer di Aceh, ketika muncul Gerakan Aceh Merdeka. Mesjid ini menyaksikan saat masyarakat Aceh yang sedang memanjatkan doa dan harapan akan tanggungan beban konflik yang dideritanya. Selain itu pula, Baiturrahman ini juga menjadi sarana singgah pejabat pusat mengunjugi Aceh yang saat itu tidak aman.

Belum berhenti disitu, Baiturrahman menjadi sangat tersohor karena merupakan salah satu bukti nyata dari Kuasa Illahi yang berhasil bertahan dari amukan dahsyatnya gelombang bencana Tsunami yang melanda Aceh Desember 2004 lalu. Subhanallah, sungguh sangat mengesankan karena bangunan Mesjid masih utuh dan hanya sedikit bangunan yang retak akibat bencana itu. Dan pasca setelah Tsunami itu terjadi, perdamaian akhirnya datang karena di Mesjid inilah masyarakat menggelar doa khusus ketika delegasi Indonesia bertemu dengan wakil Gerakan Aceh Merdeka di Helsinki, Finlandia. Sungguh luar biasa bukan? Selalu ada hikmah yang dapat dipetik dibalik musibah. 

Bagaimana? Sangat menarik untuk dikunjungi bukan, Mesjid yang satu ini? Saya berani berikan garansi, Anda tidak akan kecewa berkunjung berwisata religi ke tempat recommended yang satu ini. Dan tentunya, banyak hal menarik yang dapat Anda petik dan bawa pulang setelah mengunjungi dari sini, salah satunya akan Kebesaran dan Kekuasaan Allah. Anda pun tidak perlu kuatir untuk sulit mencari souvenir ataupun cinderamata untuk oleh – oleh orang rumah ataupun rekan kerja Anda, karena Mesjid ini bersebelahan dengan pasar tradisonalnya. Sehingga Anda bisa berbelanja sepuasnya dan menikmati sajian khas berselera yang dijajakan disana.
Well, Selamat menikmati liburan akhir pekan Anda di Banda Aceh!

Referensi:
http://wap.gatra.com/artikel
http://seputaraceh.com
http://fokusaceh.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar

 

Followers

SOERABI Copyright © 2009 Community is Designed by HOME